fauzi

fauzi
Ampera Wong Kito
WELCOME TO THINK POSITIVE BLOG

Sabtu, 13 Oktober 2012

KEBUTUHAN SOSIAL PSIKOLOGIS REMAJA


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Setiap manusia memiliki kebutuhan (fisiologis, psikologis dan sosiologis) yang memerlukan pemenuhan. Semua orang berusaha dengan berbagai sikap dan tingkah laku untuk memenuhi kebutuhannya itu. Menurut Abraham Maslow, suatu kebutuhan dinamakan “dasar” jika memenuhi lima syarat berikut ini:
  1. Apabila hal yang dibutuhkan itu tidak ada/tidak terpenuhi, maka menimbulkan penyakit atau gangguan.
  2. Apabila yang dibutuhkan itu ada/terpenuhi, maka dapat mencegah terjadinya penyakit.
  3. Apabila seseorang mampu mengendalikan terpenuhinya kebutuhan tersebut, maka akan dapat menyembuhkan penyakit atau menghilangkan timbulnya gangguan pada dirinya.
  4. Dalam beberapa situasi tertentu yang kompleks, kebutuhan ini lebih dipilih atau lebih penting oleh orang yang berada dalam keadaan kekurangan dibandingkan dengan kebutuhan yang lain.
  5. Kebutuhan ini tidak begitu aktif atau menonjol secara fungsional pada kondisi normal atau sehat. Dikatakan sehat adalah orang yang prioritas kebutuhannya sudah berada pada pengembangan potensi atau aktualisasi diri.
Remaja sebagai salah satu tahap perkembangan manusia juga memiliki berbagai kebutuhan yang sama seperti diatas. Dimana remaja adalah tahap umur yang datang setelah masa kanak-kanak berakhir, ditandai oleh pertumbuhan fisik cepat. Pertumbuhan cepat yang terjadi pada tubuh remaja luar dan dalam itu, membawa akibat yang tidak sedikit terhadap sikap, perilaku, kesehatan serta kepribadian remaja. (Darajat Zakiah, hal: 8).
Hal inilah yang membawa para pakar pendidikan dan psikologi condong untuk menamakan tahap-tahap peralihan tersebut dalam kelompok tersendiri, yaitu remaja yang merupakan tahap peralihan dari kanak-kanak, serta persiapan untuk memasuki masa dewasa. Biasanya remaja belum dianggap sebagai anggota masyarakat yang perlu didengar dan dipertimbangkan pendapatnya serta dianggap bertanggung jawab atas dirinya. Terlebih dahulu mereka perlu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dalam kapasitas tertentu, serta mempunyai kemantapan emosi, sosial dan kepribadian. Dalam pandangan Islam seorang manusia bila telah akhil baligh, maka telah bertanggung jawab atas setiap perbuatannya. Jika ia berbuat baik akan mendapat pahala dan apabila melakukan perbuatan tidak baik akan berdosa.
Secara psikologis, masa remaja adalah usia dimana individu berintelegensi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan uang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak. Integrasi dalam masyarakat (dewasa) mempunyai banyak aspek efektif, kurang lebih berhubungan dengan masa puber. Termasuk juga perubahan intelektual yang mencolok. Transformasi intelektual yang khas dari cara berfikir remaja ini memungkinkannya untuk mencapai integrasi dalam hubungan sosial orang dewasa, yang kenyataannya merupakan ciri khas yang umum dari periode perkembangan ini.
Dari uraian diatas kami tertarik untuk membahas tentang jenis-jenis kebutuhan remaja, yang kemudian kami rangkum dalam bentuk makalah ini.

B.     Batasan Masalah
Makalah ini hanya mengkaji pokok bahasan tentang jenis-jenis kebutuhan remaja dalam perkembangannya, yang dititik beratkan pada aspek “Kebutuhan Sosial Psikologis Remaja”.

C.    Rumusan Masalah
Fokus dalam penulisan makalah ini adalah untuk menjelaskan:
  1. Jenis-jenis kebutuhan sosial psikologis pada masa remaja
  2. Pengaruh kebutuhan yang tidak terpenuhi terhadap tingkah laku remaja
  3. Usaha atau tindakan yang dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan remaja.

D.    Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui berbagai bentuk kebutuhan remaja terutama kebutuhan sosial psikologisnya, pengaruh yang timbul apabila kebutuhan tersebut tidak terpenuhi dan usaha yang dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan remaja tersebut.




BAB II
LANDASAN TEORI

A.    Jenis-Jenis Kebutuhan Manusia
Maslow merumuskan kebutuhan manusia terdiri dari 2 jenis yang berjenjang, dinamakan “Hirarki Kebutuhan” dan dapat diuraikan sebagai berikut :
  1. Kebutuhan Fisiologi/fisik
Merupakan kebutuhan yang berkaitan dengan kebutuhan fisik dan merupakan kebutuhan yang berada pada level paling utama untuk kelangsungan hidup manusia. Contohnya kebutuhan untuk makan, minum, pakaian, seks dan sejenisnya.
  1. Kebutuhan Psikologi
    1. Kebutuhan rasa aman
Disebut juga dengan “safety needs”. Rasa aman dalam bentuk lingkungan psikologis yaitu terbebas dari gangguan dan ancaman serta permasalahan yang dapat mengganggu ketenangan hidup seseorang.
    1. Kebutuhan akan Rasa Cinta dan memiliki atau kebutuhan social
Disebut juga dengan “love and belongingnext needs”. Pemenuhan kebutuhan ini cenderung pada terciptanya hubungan social yang harmonis dan kepemilikan.
    1. Kebutuhan Harga diri
Disebut juga dengan “self esteem needs”. Setiap manusia membutuhakan pengakuan secara layak atas keberadaannya bagi orang lain. Hak dan martabatnya sebagai manusia tidak dilecehkan oleh orang lain, bilamana terjadi pelecehan harga diri maka setiap orang akan marah atau tersinggung.
    1. Kebutuhan Aktualisasi Diri
Disebut juga “self actualization needs”. Setiap orang memiliki potensi dan itu perlu pengembangan dan pengaktualisasian. Orang akan menjadi puas dan bahagia bilamana dapat mewujudkan peran dan tanggungjawab dengan baik.
Menurut Jumbur dan Moh. Surya (1975) ada sembilan jenis kebutuhan manusia, yaitu :
  1. Kebutuhan untuk memperoleh kasih saying
  2. Kebutuhan untuk memperoleh harga diri
  3. Kebutuhan untuk memperoleh prestasi dan posisi
  4. Kebutuhan untuk memperoleh penghargaan yang sama dengan orang lain
  5. Kebutuhan untuk memperoleh kemerdekaan diri
  6. Kebutuhan untuk memperoleh rasa aman dan perlindungan diri
  7. Kebutuhan untuk dikenal orang lain
  8. Kebutuhan untuk merasa dibutuhkan oleh orang lain
  9. Kebutuhan untuk menjadi bagian dari kelompoknya. (Tim Pembina mata kuliah PPD, UNP, 2007).
B.     Pengertian Masa Remaja
Remaja adalah tahap umur yang datang setelah masa kanak-kanak berakhir, ditandai oleh pertumbuhan fisik cepat. Pertumbuhan cepat yang terjadi pada tubuh remaja luar dan dalam itu, membawa akibat yang tidak sedikit terhadap sikap, perilaku, kesehatan serta kepribadian remaja. (Darajat Zakiah, Remaja harapan dan tantangan: 8).
Fase remaja merupakan perkembangan individu yang sangat penting, yang diawali dengan matangnya organ-organ fisik (seksual) sehingga mampu bereproduksi. Menurut Konpka (Pikunas, 1976) masa remaja ini meliputi (a) remaja awal: 12-15 tahun; (b) remaja madya: 15-18 tahun; (c) remaja akhir: 19-22 tahun. Dimana pada masa ini keadaan atau kondisi emosi kejiwaannya masih dalam koridor kelabilan. Masa remaja ini juga disebut dengan masa transisi, di mana seorang remaja mengalami perubahan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, ditandai dengan emosi yang sangat labil. Pada masa transisi ini seorang remaja mencari perhatian-perhatian khusus, baik dari pihak orang-orang terdekatnya maupun orang yang belum dikenalnya sama sekali.
Ciri-Ciri Masa Remaja:
  1. Masa remaja sebagai periode peralihan, yaitu peralihan dari masa kanak-kanak ke peralihan masa dewasa.
  2. Masa remaja sebagai periode perubahan.
  3. Masa remaja sebagai usia bermasalah.
  4. Masa remaja sebagai masa mencari identitas.
  5. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan, karena masalah penyesuaian diri dengan situasi dirinya yang baru, karena setiap perubahan membutuhkan penyesuaian diri.
  6. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa.
  7. Ciri-ciri kejiwaan remaja, tidak stabil, keadaan emosinya goncang, mudah condong kepada ekstrim, sering terdorong, bersemangat, peka, mudah tersinggung, dan perhatiannya terpusat pada dirinya.





BAB III
PEMBAHASAN

A.    Jenis-jenis Kebutuhan Sosial Psikologis pada Masa Remaja
Kebutuhan remaja dapat dibedakan atas dua jenis yaitu :
  1. Kebutuhan Fisik
Remaja memiliki kebutuhan fisik yang relatif sama dengan orang lain yang bukan remaja. Perbedaan kebutuhan seorang remaja dengan orang lain terletak pada jumlah atau porsinya. Kebutuhan-kebutuhan fisik harus terpenuhi karena remaja berada dalam pertumbuhan yang sangat pesat seperti pertumbuhan tulang, otot dan berbagai organ tubuh lainnya. Jika kebutuhan fisik remaja tidak terpenuhi, maka bukan saja pertumbuhannya tidak maksimal tetapi juga kesehatan fisik dan mentalnya dapat terganggu.
  1. Kebutuhan Psikologis
Kebutuhan psikologis yang paling menonjol pada periode remaja adalah kebutuhan mendapatkan status, kemandirian, keakraban dan memperoleh filsafat hidup yang memuaskan untuk mengembangkan kodrat kemanusiaannya.
a)      Kebutuhan untuk mendapatkan status
Remaja membutuhkan perasaan bahwa dirinya berguna, penting, dibutuhkan orang lain atau memiliki kebanggaan terhadap dirinya sendiri. Perkembangan social remaja lebih mengarah kepada kesenangan berinteraksi dengan teman sebaya dibandingkan dengan orang tua karena memperoleh status dalam kelompok teman sebaya jauh lebih penting daripada mendapatkan status dari orang tua. Oleh karena itu orang tua dan guru harus mengerti keadaan remaja dan berusaha membantu remaja memperoleh prestasi yang tinggi, memiliki kebanggaan diri dan merasa diri berguna dalam kelompok, keluarga, maupun masyarakat.
b)      Kebutuhan kemandirian
Remaja ingin lepas dari pembatasan atau aturan orang tua dan mencoba mengarahkan atau mendisiplinkan diri sendiri. Remaja harus diperlakukan sebagai individu yang dewasa agar mereka bertingkah laku yang lebih dewasa karena hal tersebut akan memenuhi kebutuhan mereka untuk mandiri.
c)      Kebutuhan Berprestasi
Kebutuhan berprestasi erat kaitannya dengan kedua kebutuhan yang telah dikemukakan diatas. Artinya kalau kebutuhan berprestasi dapat dipenuhi maka kebutuhan mendapatkan status dan mandiri juga terpenuhi. Oleh karena itu guru perlu menciptakan proses belajar yang menimbulkan perasaan puas dalam diri siswa. Penilaian hasil belajar lebih ditekankan kepada usaha siswa, bukan semata-mata menilai hasil ujian atau ulangan tanpa memperhatikan proses yang dilakukan siswa. Hal ini akan membangkitkan motivasi belajar.
d)     Kebutuhan Diakrabi
Kebutuhan untuk diakrabi bagi remaja dimaksudkan agar orang lain memahami ide-ide, kebutuhan-kebutuhan dan permasalahan yang dihadapinya. Jika keakraban atau penuh perhatian telah diberikan pada remaja maka mereka akan merasa tersokong, dihargai dan bahagia. Sebaliknya jika remaja tidak mendapat kesempatan untuk mengkomonikasikan ide, kebutuhan dan permasalahannya, apalagi dilecehkan, ditolak atau dimusuhi maka ia akan sangat kecewa, marah, tidak nyaman atau terancam.
e)      Kebutuhan untuk memiliki filsafat hidup
Remaja mulai mempunyai keinginan untuk mengenal apa tujuan hidup dan bagaimana kebahagiaan diperoleh. Suatu filsafat hidup yang memuaskan adalah yang bernilai kemanusiaan. Jika filsafat hidup telah dimiliki, maka perasaan manusiawi tumbuh subur dalam diri remaja sehingga segenap aktivitasnya diliputi perasaan aman dan damai.
Apabila kebutuhan-kebutuhan diatas dirasakan remaja tidak terpenuhi maka akan terjadi perasaan tidak aman, tertekan dan tidak puas karena tidak terjadi keserasian didalam dirinya. Oleh karena itu mereka mencari pemuasan dengan cara apa saja termasuk dengan cara-cara yang negative atau tidak wajar. ( Elida Prayitno, 2006)
Disamping rumusan tersebut ada tujuh jenis kebutuhan khas remaja yang dikemukakan oleh Garrison (dalam Andi Mappiare: 1982) yaitu :
1)      Kebutuhan untuk memperoleh kasih saying
2)      Kebutuhan untuk diikutsertkan dan diterima oleh kelompoknya
3)      Kebutuhan untuk mampu mandiri
4)      Kebutuhan untuk mampu berprestasai
5)      Kebutuhan untuk memperoleh pengakuan dari orang lain
6)      Kebutuhan untuk dihargai
7)      Kebutuhan untuk mendapatkan falsafah hidup
Adanya tujuh macam kebutuhan khas remaja ini secara umum memang ada pada kebanyakan anak muda, tetapi tingkat intensitasnya sangat dipengaruhi oleh latar belakang keluarga masing-masing., factor social, individual, cultural dan religius.
B.     Pengaruh Kebutuhan yang Tidak Terpenuhi Terhadap Tingkah Laku Remaja
Apabila kebutuhan remaja tidak terpenuhi akan timbul perasaan kecewa atau frustasi perasaan konflik dan kecewa dapat dipastikan terjadi pada siswa remaja yang berupaya untuk mencapai dua tujuan yang bertentangan. Misalnya remaja yang berprilaku preman dengan tujuan ditakuti kelompoknya dan sekaligus bersikap terpelajar dengan tujuan dihormati akan menemui kesulitan dalam hidupnya. Siswa remaja yang kebutuhan-kebutuhannya tidak terpenuhi dapat melakukan tingkah laku mempertahankan diri seperti tingkah laku agresif, egosentris, dan menarik diri. (Elida Prayitno, 2006)
Usaha memenuhi kebutuhan bagi remaja tidaklah mudah, melainkan sangat rumit, kompleks dan bervariasi sebagai contoh kebutuhan remaja yang sering kurang memperoleh kebutuhan adalah kebutuhan akan kasih sayang dari orang tua maupun orang dewasa lainnya. Hal ini akan mengakibatkan remaja cenderung mencari penyelesaiannya sendiri dengan cara membanci orang tua, suka mencari perhatian orang lain, lebih betah berkumpul dengan teman sebayanya, mencari orang lain sebagai pengganti orang tuanya, yang dapat memenuhi kebutuhannya itu seperti gurunya, pemuka masyarakat, mencintai orang yang lebih dewasa dsb. (Muri Yusuf, 1999).
Apabila kebutuhan social-psikologis tidak terpenuhi maka akan mengakibatkan timbulnya rasa tidak puas, menjadi frustasi dan terhambatnya pertumbuhan serta perkembangan sikap positif terhadap lingkungan dan dirinya. Sebagai contoh masa remaja disebut pula sebagai masa social hunger (kehausan sosial), yang ditandai dengan adanya keinginan untuk bergaul dan diterima di lingkungan kelompok sebayanya (peer group). Penolakan dari peer group dapat menimbulkan frustrasi dan menjadikan dia sebagai isolated dan merasa rendah diri. Namun sebaliknya apabila remaja dapat diterima oleh rekan sebayanya dan bahkan menjadi idola tentunya ia akan merasa bangga dan memiliki kehormatan dalam dirinya. Problema perilaku sosial remaja tidak hanya terjadi dengan kelompok sebayanya, namun juga dapat terjadi dengan orang tua dan dewasa lainnya, termasuk dengan guru di sekolah. Hal ini disebabkan pada masa remaja, khususnya remaja awal akan ditandai adanya keinginan yang ambivalen, di satu sisi adanya keinginan untuk melepaskan ketergantungan dan dapat menentukan pilihannya sendiri, namun di sisi lain dia masih membutuhkan orang tua, terutama secara ekonomis. Pada masa remaja juga ditandai dengan adanya keinginan untuk mencoba-coba dan menguji kemapanan norma yang ada, jika tidak terbimbing, mungkin saja akan berkembang menjadi konflik nilai dalam dirinya maupun dengan lingkungannya.
Masa remaja disebut juga masa untuk menemukan identitas diri (self identity). Usaha pencarian identitas pun, banyak dilakukan dengan menunjukkan perilaku coba-coba, perilaku imitasi atau identifikasi. Ketika remaja gagal menemukan identitas dirinya, dia akan mengalami krisis identitas atau identity confusion, sehingga mungkin saja akan terbentuk sistem kepribadian yang bukan menggambarkan keadaan diri yang sebenarnya. Reaksi-reaksi dan ekspresi emosional yang masih labil dan belum terkendali pada masa remaja dapat berdampak pada kehidupan pribadi maupun sosialnya. Dia menjadi sering merasa tertekan dan bermuram durja atau justru dia menjadi orang yang berperilaku agresif. Pertengkaran dan perkelahian seringkali terjadi akibat dari ketidakstabilan emosinya.
Selain yang telah dipaparkan di atas, tentunya masih banyak problema keremajaan lainnya. Timbulnya problema remaja dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal maupun eksternal. Agar remaja dapat terhindar dari berbagai kesulitan dan problema kiranya diperlukan kearifan dari semua pihak. Upaya untuk memfasilitasi perkembangan remaja menjadi amat penting. Dalam hal ini, peranan orang tua, sekolah, serta masyarakat sangat diharapkan. (Diterbitkan 31 Januari 2008 psikologi pendidikan).
C.     Usaha atau Tindakan yang Dapat Dilakukan Untuk Memenuhi Kebutuhan Remaja
Lingkungan keluarga didukung pihak sekolah perlu melakukan berbagai usaha membantu memenuhi kebutuhan remaja, agar tidak menimbulkan kesulitan atau permasalahan bagi remaja. Saran yang perlu dilakukan adalah :
  1. Perlu mengetahui pengalaman mereka di masa lalu (seperti perkembangannya, penerimaan dirinya, perlakuan masa kecil yang dia alami, kepuasan dirinya, dan lain-lain).
  2. Perlu mengetahui dorongan-dorongan (motives) yang menyebabkan mereka berbuat sesuatu (misalnya kebutuhan untuk disayangi, ingin meniru, ingin diperhatikan, ingin disayangi dan lain-lain).
  3. Bersikap jujur dan terbuka kepada mereka dan jangan pura-pura.
  4. Hidup bersama mereka dan bukan hidup untuk mereka.
  5. Memberi kesempatan terhadap mereka untuk mengemukakan pendapat secara bebas, penuh pengertian, dan perhatian dalam suatu komunikasi dialogis
  6. Mencurahkan kasih sayang namun tidak memanjakan, melaksanakan kondisi yang ketat dan tegas namun bukan tidak percaya atau mengekang anggota keluarga.
  7. Berperan sebagai kawan dan bersahabat, penuh pengertian dan penerimaan, sehingga dapat membantu mencari jalan keluar dari kesulitan yang dialami anak remaja.
  8. Memotivasi anak dan mendorong untuk meraih prestasi yang setinggi tingginya.
Semua itu dilaksanakan dengan ketulusan, kesabaran dan konsisten dengan komitmen semata-mata demi kesuksesan dan kebahagiaan anak masa remaja.(buletinlitbang@dephan.go.id).
Guru atau orang dewasa lainnya perlu melakukan berbagai usaha atau tindakan untuk memenuhi kebutuhan remaja, misalnya:
1)      Usaha untuk memenuhi kebutuhan mendapatkan status
a)      Mengembangkan bakat khusus remaja dengan berbagai rangsangan dan menghargai prestasi mereka dalam bakat khusus tersebut. Memberikan penghargaan kepada remaja disesuaikan dengan kecepatan dan prestasi mereka masing-masing.
b)      Menghindari pemberian motivasi dengan membandingkan remaja secara individu baik dalam prestasi akademis maupun bakat khusus.
c)      Tidak menuntut remaja berprestasi sama, walaupun waktu, guru dan metode belajar yang sama.
2)      Memenuhi kebutuhan untuk mandiri
a)      Memotivasi remaja membuat rencana atau program untuk pemgembangan bakat atau potensi mereka.
b)      Memberi kesempatam remaja untuk mengemukakan ide-ide mengambil keputusan, membentuk kelompok dan program pengembangan bakat.
c)      Memberi penghargaan atau penguatan kepada kelompok remaja yang kreatif dalam belajar misalnya menemukan sendiri bahan belajar yang relevan dari berbagai sumber yang tidak semata-mata kepada materi yang diajarkan guru.
3)      Memenuhi kebutuhan Berprestasi
a)      Memberikan penilaian kalau siswa telah menguasai bahan yang dipelajarinya sehingga semua siswa mendapat nilai baik.
b)      Memotivasi dengan cara membandingkan prestasi sebelumnya dengan prestasi yang sekarang, jika seorang remaja itu menunjukkan penurunan prestasi. Dengan demikian siswa bersangkutan dapat memahami atau berkeyakinan diri yang kuat bahwa ia saat sekarang juga harus berprestasi sebagaimana yang pernah dicapai atau diraihnya pada masa lampau.
c)      Membantu siswa mengembangkan bakat-bakat khusus secara serius, sehingga prestasi bakat khusus mereka dapat dibanggakan dalam kelompok.
4)      Memenuhi Kebutuhan untuk Diakrabi
a)      Guru harus membina kedekatan fisiologis dengan siswanya, dengan cara membantu mereka mengatasi kesulitan dalam belajar maupun kesulitan permasalahan pribadinya.
b)      Selalu bekerjasama dalam berbagai kesempatan, menyusun program kebersihan kelas dan pengembangan bakat.
5)      Memenuhi Kebutuhan filsafat hidup
a)      Memberikan informasi tentang nilai kebenaran dalam kehidupan melalui berbagai materi pelajaran yang terkait seperti agama, seni dan ilmu sosial.
b)      Menjadikan guru dan teman mereka sebagai model karena telah menerapkan nilai kebenaran, agama dan ilmu pengetahuan dalam kehidupannya.
c)      Melakukan bimbingan dan konseling kelompok atau individual untuk membentuk keyakinan dan keterampilan memecahkan masalah kehidupan dengan cara-cara bernilai moral dan kebenaran.





BAB IV
KESIMPULAN

Berdasarkan pada pembahasan makalah tentang kebutuhan social psikologis remaja ini, maka didapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut:
a.       Masa remaja sebagai masa pencarian identitas diri (self identity) memerlukan kebutuhan khas, yaitu kebutuhan fisik dan psikologis. Kebutuhan-kebutuhan tersebut memerlukan pemenuhan, karena apabila setiap kebutuhan tersebut tidak terpenuhi maka reaksi-reaksi dan ekspresi emosional yang masih labil dan belum terkendali pada masa remaja dapat berdampak pada timbulnya gejala-gejala menyimpang yang dapat mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan sikap positif terhadap lingkungan dan dirinya.
b.      Orangtua pada lingkungan keluarga dan guru pada lingkungan sekolah harus mampu berperan aktif dalam menyikapi tumbuh kembang anaknya pada masa remaja dengan melakukan berbagai pendekatan, agar remaja bukan saja menjadi seorang anak ataupun siswa tetapi juga bisa menjadi seorang sahabat/teman bagi dirinya, sehingga kedekatan emosional antara orangtua atau guru disekolah sebagai manusia dewasa dengan remaja dapat terjalin dengan baik.








DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mohammad dan Asrori, Mohammad. 2004. Psikologi Remaja. Jakarta: Bumi Aksara.
Mudjiran, dkk. 2007. Perkembangan Peserta Didik. Padang: UNP Press.
Tim Pembina Mata Kuliah PPD. 2007. Perkembangan Peserta Didik. Padang: Dikti bekerjasama dengan HEDS-JICA.
www.indoskripsionline.com, diakses pada tanggal 17 Oktober 2009.