fauzi

fauzi
Ampera Wong Kito
WELCOME TO THINK POSITIVE BLOG

Jumat, 05 Oktober 2012

Curahan Hatiku

Salam para pemenang!
Curahan Hatiku
Selamat pagi semuanya, perkenalkan Nama saya : Ahmad Faozi, saya di Lahir di Panca Tunggal 10 Des 1990 di Kec. Sungai Lilin Kab. Musi Banyuasin Propinsi Sumsel. Di  sini saya hanyalah anak dari seorang yang biasa-biasa saja, Ayah saya hanya lulus SD sedangkan Ibu saya SD saja tidak Tamat. Beliau hanyalah seorang petani dan buruh di PT.HINDOLI Kelapa Sawit saja.
Saya anak pertama dari beliau, walaupun banyak saudara-saudari tiri saya yang begitu antusias menyayangi saya hingga saya bisa  sukses dan bisa berdiri di depan panggung kemenangan ini. Saya dulu sekolah belum ada yang namanya TK, jadi langsung masuk ke SD. Itu saja, waktu di kelas satu SD saya tidak naik kelas, dan harus menggulang satu tahun lagi, jadi saya habiskan masa sekolah saya di SD selama 7 Tahun. Kemudian setelah Lulus SD Ayah saya ingin kalau saya mau masuk ke Pondok Pesantren di mana Ayah saya dulu belajar di sana.
Namun, kata Ayah saya “Ya cobalah kamu masuk SMP dulu nak, siapa tau di terima, kalau tidak baru nanti ke Pesantren saja.” Kata Ayah saya dan Alhamdulillah akhirnya saya di terima. Selama saya di SMP, saya merupakan anak yang paling pendiam, pemalu, baca Al-Qur’an saja tidak tau sama sekali. Pas waktu itu, menginjak kelas 2 SMP semester 2, hati saya mulai terketuk. Saya bilang sama Ayah saya “Yah…, saya ingin belajar ngaji ke TPA” apa kata Ayah saya saat itu “Ya silahan, kamu mau ngaji kemana saja terserah, yang penting kamu mau ngaji” padahal Ayah saya di rumah juga ngajarin ngaji, tapi bapak-bapak semua.
Akhirnya saya ngaji ke sana, dan apa yang terjadi? Dengan ketulusan hati saya bahwa saya ingin belajar mengaji, hanya dalam waktu 1 bulan saja, saya sudah langsung bisa membaca Al-Qur’an, walaupun belum lancer betul. Tidak lama kemudian, Ayah saya mengalami sakit Diabetes Basah (Gula Darah/kencing manis). Saya sangat banyak salah sama Ayah saya, apa lagi waktu pengambilah surat kelulusan saya di SMP, beliau dating naik sepeda ontel dan jaraknya dari rumah ke sekolah itu sangat jauh soalnya beda desa kira-kira ±20km lebih, dan jalan yang di laluinya melewati hutan dan kebun.
Sedangkan saya, naik mobil sateran tiap bulan yang biasa saya naiki selama sekolah bersama teman-teman yang lainnya. Setelah lulus, beliau akhirnya jadi mengantarkan saya ke Pondok Pesantren di Paraan, namun di sana hanya selama 3 hari saja dan saya memutuskan untuk pindah ke Pesantren lain, karena di sana saya belum sanggup dan cuacanya begitu dingin beda dengan yang di Palembang yang panas. Akhirnya saya pindah ke Pesantren yang baru di buka, dan santri laki-lakinya belum ada Cuma saya saja yang di sana bersama dengan santri putrid yang lainnya.
Saya di sana tinggal bersama dengan Bpk Kiai nya, namun lagi-lagi entah mengapa saya tidak betah di sana, Cuma 1 bulan saya disana dan akhirnya saya keluar. Kemudian saya pulang lagi ke-Palembang dan belajar lagi di TPA tempat saya belajar dulu semasa di SMP. 1 tahun kemudian, saya di ajak oleh sahabat saya dimana dia dulunya adik kelas saya di SMP, dia mengajak saya untuk sekolah kembali dan akhirnya kamipun daftar dan Alhamdulillah di terima di salah satu SMK Negeri di Kabupaten saya.
Di semester pertama saya sudah di tinggal sama Ayah saya, Ayah saya pergi untuk selama-lamanya waktu saya sedang menghadapi Ujian semester pertama. Pas di hari kelahiran saya, hari Jum’at setelah Sholat Jum’at di Yogyakarta, karena sebelumnya Ayah saya minta untuk berobat ke Yogya, satu bulan di sana, Allah berkehendak lain. Yang sanggat menyedihkan lagi, saya tidak bisa mengantarkan Beliau berobat dan tidak bisa mengantarkan Beliau ketempat peristirahatan terakhir, karena saya sangat jauh di Palembang sedang Beliau di Yogyakarta.
3 tahun saya di SMK dan menjelang kelulusan dan pendaftaran ke Perguruan Tinggi, saya mempunyai niat yang sangat besar dalam diri saya. Banyak perguruan tinggi saya daftar, mulai dari UGM,UPI,Unsri,UNY,dan banyak lagi. Salah satunya UNP, untuk di UNP ini sebenarnya niat saya hanyalah untuk menyenangkan Ketua Jurusan saya dan Kepala Sekolah. Namun malah yang ini di terima, waktu itu untung saja saya belum jadi membeli Tiket ke Yogya, dan Guru saya telfon “Zi…, pendaftaran kamu yang di UNP di terima.” Alangkah senangnya hatiku saat itu, langsung saya kasih tau sama Ibu “Bu…, pendaftaran saya yang di Padang di terima.” Apa kalat beliau “Alhamdulillah…, jadi tidak jadi pergi ke Yogya?” ya sudah tidak apa-apa, mungkin sudah takdirnya suruh di sana.”
(lanjut lain waktu)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mohon kritik dan sarannya yang sopan ya...!
Salam Persahabatan.